Rabu, 30 Maret 2016

Remi Tanaka, Penyanyi Bersuara Opera



Assalamualaikum... !! Konnichiwa..!!!

Hello! Gue balik lagi ngepost soal musik dan penyanyi Jepang lagi. Kali ini gue mau ngebahas seorang penyanyi Jepang yang punya kualitas vokal yang oke punya, Kalafina aja lewat.. *plak*. Hahahahahahahaha... lebay amat yak kedengerannya, tapi menurutku emang begitu koq kenyataannya :3. Nah, penyanyi yang mau gue bahas di post ini adalah Remi Tanaka a.k.a REMI. Sebenernya lumayan susah nih nemu informasi tentang Remi, tapi gue bahas aja deh karena gue suka banget ama mbak satu ini.. huehehehehehehe.. :3

Kalian tau Remi? Bukan anime jadul Remi *anak 90'an pasti tau* apalagi kartu remi loh. Remi Tanaka atau REMI adalah penyanyi asal Jepang kelahiran Tokyo, 6 Januari 1977. Buat kalian yang penggemar band fantasi Sound Horizon, pastinya udah gak asing lagi dong ama mbak satu ini. Yupz, Remi merupakan salah satu penyanyi yang berkolaborasi dengan Sound Horizon. Gue tau mbak Remi ini juga dari Sound Horizon koq.. :3 Remi ini vokalis Sound Horizon favorit gue, soalnya suaranya paling mantep sich. Selain Sound Horizon, Remi juga berkolaborasi dengan Takanashi Yasuharu dan Yuki Kajiura yang sering mengomposisi musik untuk anime dan game, dan Hiromi Mizutani yang mengaransemen lagu-lagunya di album Fairy Dance.


Remi dikenal sebagai penyanyi bersuara opera yang powerful dengan tipe suara cenderung sopran – mezzo-sopran. Karena tipe suaranya itu, dia sering dapet bagian nyanyiin chorus dan cocoknya emang nyanyiin lagu-lagi simfoni orkestra gitu deh. Dari sumber yang gue baca, Remi ini dulunya aktif di klub musik pas jaman SMA sebagai pemain flute dan klarinet. Setelah lulus SMA, Remi melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah musik jurusan musik klasik. Wah... si mbak Remi ini emang bakat dan passionnya di bidang musik.

Remi memulai karirnya sebagai penyanyi profesional di ost game Memories Off 2nd yang berjudul Ashita Tenki ni *gue gak tau lagunya kaya gimana, di sumbernya disebutin gitu*. Tahun 2006, Remi mulai gabung di Sound Horizon dalam single Shonen wa Tsurugi wo trus berlanjut ke album Roman, Seisen no Iberia, Moira, dan Marchen. Sayangnya mbak Remi gak gabung lagi di album Nein.. why, om Revo, Why..??? Padahal di album Nein ada lagu reinkarnasi dari album Moira.. dan gue suka banget chorus di album Moira.. chorus di album Nein tu gak semantep di Moira..  T_T *gelundungan*

Tahun 2012, Remi mulai cekrek cekrek upload upload video di akun yutubnya, Ventoarioso. Di akun yutubnya itu Remi upload sendiri video-video lagunya sendiri dan cover lagu-lagu berbahasa Latin atau bahasa asing lainnya. Yang mau liat videonya, monggo di liat sendiri di yutub. :3

Tahun 2013, Remi dikonfirmasi jadi vokalisnya Yuki Kajiura untuk background musik anime SAO dan acara dokumenter NHK, Rekishi Hiwa Historia. Dia juga tampil di konser live Yuki Kajiura Vol. 10 Kaji Fes bareng sama Kaori yang sesama vokalis Sound Horizon dan anggota Fiction Junction. Oia, tahun 2008 dia juga ikutan di single Dream Port, single kolaborasi Yuki Kajiura dan Sound Horizon. Di tahun ini juga Remi meluncurkan album solo pertamanya yang berjudul Fairy Dance dibawah label Stargarnet, yang merupakan sublabel dari King Record.

Tahun 2014, Remi kembali berkolaborasi dengan Yuki Kajiura sebagai pengisi chorus untuk lagu Heavenly Blue punya Kalafina. Di tahun ini juga dia kembali merilis ulang album Fairy Dance yang diberi judul Missing Season –Fairy Dance– . Di album ini berisi lagu yang versi bahasa Inggris dari album pertamanya.

Tahun 2015 gue gak tau dia ngapain aja *plak* karena emang gak ada info apapun selain upload video pas tampil di live concert, itupun deskripsinya disebutin tahun 2014.

Tahun 2016, tepatnya tanggal 29 Januari yang lalu, Remi merilis album solo keduanya yang berjudul Aurora, dan bakal ada konser live-nya tanggal 29 April mendatang. Dari sumber yang gue baca, di album Aurora ini ada 6 lagu yang direkam di Hungaria, dan tim orkestranya juga dari sana. Sedangkan kalo di caption video teasernya di yutub, gak disebutin jumlah lagu yang direkam di Hungaria, tapi yang jelas disebutin kalo pengiring orkestranya adalah Budapest Symphonic Scoring Orchestra dan dipimpin oleh Gavin Lurssen *pantesan pas liat teaser videonya bule semua tim orkestranya*. Wah... keren.. !!! *o*

Nah, itu info yang bisa gue jabarin tentang mbak Remi. Sekarang gue mau jabarin pendapat pribadi gue mengenai mbak Remi dan  musiknya.

Seperti yang gue bilang di awal, gue tau Remi ini dari Sound Horizon. Remi ini salah satu vokalis Sound Horizon favorit gue selain Kaori dan Joelle. Gue baru tau kalo Remi punya album solo itu pas lagi ngubek-ngubek yutub. Awalnya gue nyari video konser terbarunya Sound Horizon, tapi gak dapet *kalo sekarang udah dapet sih walaupun belom lengkap*, eh pas tu gue lihat ada videonya Remi yang The Secret Garden. Gue streaming sebentar, eh, keren juga nih lagu, ya udah gue donlot aja sekalian sama videonya yang lain mumpung kuota masih ada. Pas dengerin.. huwaaaaa... ini lagu-lagunya asli cakep bener dah!*guling-guling kegirangan*. Berasa nemu harta karu berlian super mewah *lebay mode*. Dari situ deh gue mulai ngubek-ngubek nyari lagu-lagunya.

Kalo dari segi wajah sih, mbak Remi emang gak secantik dan semenarik cewek-cewek grup idol macem 48family yang umurnya jauh lebih muda, tapi kalo soal kualitas vokal dan musiknya, gue acungin semua jempol gue deh buat dia. Bukannya lebay sih, karena menurut gue emang bagus banget koq musiknya Remi tu, bahkan menurut gue jauh lebih bagus dari Kalafina.

Gue punya kedua albumnya Remi, Fairy Dance dan Aurora, dan udah gue dengerin semua lagunya, yang gak gue punya tu yang versi Inggrisnya, Missing Season, lagu versi Inggris yang gue punya cuma yang judulnya The Secret Garden, itupun nemunya ya di yutubnya dia. Dari sumber yang gue baca, juga dari credits di video musiknya, Remi memproduksi, mengkomposisi, dan menulis sendiri lirik lagu-lagunya. Kalo lagu-lagunya yang berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, itu diterjemahin ma orang lain. Wah... keren juga nih mbak Remi. Wajar sich, Remi emang lulusan dari sekolah musik, selain itu juga dia juga pernah berkolaborasi dengan beberapa musisi kaya Revo, Yuki Kajiura, Takanashi Yasuharu, dll, jadi gak aneh kalo dia juga bisa memproduksi lagu-lagunya sendiri.

Gue dapetin albumnya Remi ini setelah susah payah nyari ngubek-ngubek internet, begitu nemu link-nya, langsung dah gue donlot *penggemar karbitan gak modal, cuma modal pulsa modem*. Karena Remi ini gak setenar artis J-pop lainnya dan promosinya di internet juga gak heboh banget kaya Kalafina, 48family, YUI, ato LiSA, dll, jadi susah banget nemunya, bahkan berita tentang dia aja jaraaaang pake banget banget, lagipula kebanyakan penyanyi Jepang yang terkenal tu terkenal lewat lagu tema anime. So, begitu nemu albumnya berasa nemu harta karun gue. Heu.. artis-artis mainsetrum macem mbak Remi ini emang butuh perjuangan nyari donlotan albumnya di internet. Hehehehehe.. bukannya gue mendukung pembajakan sih, tapi emang keuangan gue gak mendukung banget buat beli album originalnya... mehong banget cyiiinn.. XD.

Pas gue dengerin lagu-lagunya, asli indah banget lagunya. Semua lagu di kedua albumnya diiringi musik orkestra, tapi gak semua full orkestra, ada beberapa lagu yang gabungan rock-orkestra dan pop-orkestra. Genre yang diusung Remi ini memang genre opera, jadi pas dengerin lagunya, gue ngebayangin lagi nonton pertunjukan orkestra di gedung opera yang mewah bergaya eropa atau berasa kaya lagi di negeri dongeng macem Narnia. :3. Kuping gue bener-bener dimanjain pas denger lagu-lagunya mbak Remi. Gue emang suka lagu-lagu yang tipe orkestra gini sih. Buat kalian yang suka lagu-lagu bergenre opera, bergaya klasik modern, ataupun yang diiringi musik orkestra, lagu-lagu Remi ini highly recommended deh.

Nih track list di album Fairy Dance dan Aurora.

Fairy Dance [2013]
1. The Place Where A Story Is Born
2. Fairy Dance
3. Secret Garden
4. The Thought of You (English)
5. Missing Season
6. Don’t Close Your Eyes
7. On This Day
8. Moon
9. Pas de Deux (French *kalo gak salah*)
10. Too Late Summer
11. Winter
12. Giselle


Aurora [2016]
1. Before The Dawn
2. Emergence *favorit gue nih, musiknya rock campur orkestra*
3. Lost Locus
4. Breath of Love
5. A little Romance
6. O Cisne e a Lua (Portuguese)
7. Love Gone to The Sea
8. A Torch Song
9. Realize A Dream
10. Moon Glowing
11. Amarantine (ni gue gak tau pake bahasa apa, yang jelas bukan Jepang ato English)
12. A Pole Star
13. Aurora
14. Into My Imagination

Oke, segitu aja pembahasan dari gue tentang Remi Tanaka. Gue belom bisa kasih review albumnya gegara gak nemu lirik dan terjemahan dari lagu-lagunya. Susah banget bo nyarinya di internet. Gue kesusahan kasih review lagu tanpa tau makna dari lagu yang bakal gue review, tapi overall lagu-lagunya Remi Tanaka tu bagus-bagus koq. Oke, see you next post. ^_^

sumber: 
generasia.com
canta-per-me.net
rateyourmusic.com

Me Vs My Teeth Vs The Dentist (Pengalaman Perawatan Saluran Akar) Part 2



Assalamualaikum... Konnichiwa..!! ^_^
Yoo... I’m back to post my story about Root Canal Treatment. Last time I’ve posted Part 1 of my experience, so now I continue to post the second part. In this post, I’ll tell my experience about RTC till the process completely done. Let’s chek this out.


29 Februari 2016
Di tanggal legend ini, gue menjalani tahap ketiga PSA. Di tahap ini jelas gigi gue dikorek lagi. Setelah ngorek-ngorek gigi gue, gue disuruh foto gigi dulu di bagian radiologi. Gigi yang difoto Cuma yang lagi di-PSA aja, alatnya dimasukin ke mulut dan ditekan pake jari, cekrek cekrek upload, beres deh. Beres foto gigi, balik lagi ke poli gigi, dikorek-korek lagi dah gigi gue. Setelah dikorek-korek, gigi gue dipasang semacam karet penyangga gitu deh, trus ditambal lagi deh. Setelah ditambal, dokter ngejelasin ke gue kalo lubang gigi gue tu lumayan gede, dalem pula. Karena itu, dokter nyaranin gigi gue sebaiknya ditutup pake crown gigi, karena kalo ditambal biasa, dikhawatirkan nanti malah terjadi keretakan gigi pas berbenturan sama gigi lawannya. Dokternya juga jelasin kalo biaya untuk crown ini juga lumayan mahal, jadi tetep keputusan ada di tangan gue mau ditambal biasa atau dipasang crown. Gue pun cerita ke emak tentang penjelasan dokter tadi, dan emak pun nyaranin pasang crown aja biar gak tambah rusak gigi gue. Okeh, deal jadi pasang crown gigi.

7 Maret 2016
Kunjungan ke empat. Di kunjungan keempat ini agendanya adalah pengisian saluran akar. Gigi gue dikorek-korek itu udah hal wajib. Saluran akar gigi gue dipasangin alat kaya jarum pentul merah kuning hijau di langit yang biru *geplaked*, mungkin ini yang disebut sebagai gutta percha yang berfungsi sebagai penyangga untuk crown gigi. Sebelum dipasangin jarum penyangga ini, gue lihat ada alat yang dibakar. Iya, dibakar pake api! Beuh... serrreeeemm... Tu alat yang dibakar tadi di-cuss ke gigi gue, dan keluarlah asap dari mulut gue. Berasa jadi kaya naga api yang habis nyembur. Dah gitu smpet ada kecelakaan mini, tu alat yang habis dibakar jatoh kena gusi gue! Jelas gue kaget gegara tu kerasa nyuss banget di gigi gue, untungnya gak sampe luka serius, cuma kerasa kaya disengat gitu. Huft...
Setelah itu ditambal lagi tu gigi. Setelah ditambal, entah kenapa dimulut berasa gak enak banget, tambalannya berasa obat gitu, sumpah gak enak banget pas kena lidah, untungnya gak lama sich, tapi tetep aja gak enak rasanya.

16 Maret 2016
Kunjungan ke lima. Di kunjungan kelima ini agendanya adalah pengukuran gigi untuk crown. Sebelum diukur, gigi gue gak Cuma dikorek-korek, tapi juga dikikis sampe jadi kecil gitu tu gigi gue, kaya dikikis sampe bersisa tulang giginya doanx. Waktu dikikis sich gak berasa ngilu apapun, tapi karena alatnya tu kena gusi, jadi gusi gue pun berdarah. Setelah proses pengikisan, gigi geraham diukur, trus rahang atas dan bawah dipasangin semacam clay untuk cetakan crown gigi. Pas di pasangin clay, beughh... sumpah gak enak banget, dingin-dingin kenyal gimana gitu, kaya ditempelin ampas permen karet gitu.
Beres pencetakan, dokter pun mengamati hasil cetakan gigi gue. Dokter sempet agak kebingungan gegara gigi gue berantakan dan posisi gigitan gigi gue gak sejajar. Maklum dok, gigi saya emang udah berantakan dari sananya, turunan dari emak. Gue juga gak berniat rapiin gigi gue karena selain biayanya yang mehong abis, prosesnya juga panjang dan perlu rutin kontrol, lagipula selama gigi gue berfungsi dengan normal, gak masalah buat gue. Muka gue juga sempet belepotan clay gegara tangan dokternya langsung pegangin rahang gue setelah ngadonin dan masangin clay di rahang, tapi tenang aja, asistennya sigap bersihin clay yang nempel di muka gue. Fu fu fu... :3

21 Maret 2016
Kunjungan terakhir. Dikunjungan ini mulai pemasangan crown gigi. Sebelum dipasang, yang pasti lagi-lagi dikorek-korek dan dibersihin, untuk meminimalisir keluhan pasca PSA. setelah itu, gigi gue dipasangin penyangga *gak tau penyangga apa lagi itu* , dan gue lihat kaya ada semacam lem khusus gitu, trus dipasang deh tu crown gigi. Begitu posisi crown udah pas, rahang gue ditekan biar crown terpasang kuat dan gak copot-copot. Udah terpasang dengan kuat, udah deh, kelar PSA-nya. Horeeeeee...!!!! XD
Tapi dokter gigi nyuruh gue dateng lagi seminggu kemudian buat kontrol, memastikan gak ada keluhan apapun pasca PSA, sekalian bersihin karang gigi. Hahahahaha... emang banyak karang gigi di gigi gue, terutama dibagian yang sulit terjangkau sikat gigi, gigi gue berantakan sih jadi agak susah buat bersihin sampe 100%, mestinya emang rutin bersihin gigi ke dokter gigi kalo dah muncul lagi tu karang gigi..

29 Maret 2016
Kunjungan extra. Di kunjungan ini cuma kontrol dan bersihin karang gigi, istilah kedokterannya scaling. Alhamdulillah gigi geraham yang di-PSA gak ada keluhan apapun, jadi langsung deh ke proses pembersihan karang gigi rahang atas dan bawah. Sebelumnya gue pernah jalanin proses scaling di puskesmas, tapi cuma buat rahang bawah. Setelah di-scaling, gigi kerasa sensitif, tapi cuma sekitar 2-3 hari.
Selama proses scaling, gigi gue kerasa ngilu banget, tapi ya jalanin aja, namanya juga gigi lagi dikikis karang giginya. Beres scaling, gigi kerasa banget jadi lebih bersih, ya iyalah.. -_-. Beres scaling, dokter gigi bilang ke gue kalo gigi geraham gue banyak yang bolong tapi masih kecil bin dangkal, lebih baik segera ditambal sebelum jadi parah. Sasuga dokter spesialis... pas di puskesmas mah gak sampe sedetail itu. Awalnya lubang kecil tak terlihat, lama-lama jadi besar terus sakiitt.. *iklan*geplaked*. Kalo buat tambal gigi yang bolong kecil sih mendingan di puskesmas aja dah, lebih murah cyiiinn... sayang duitna.. huehehehehehehe... :3

***

Yak, itulah cerita gue seputar proses PSA. Di post sebelumnya gue udah janji bakal kasih kisaran biaya PSA, jadi di post ini gue penuhi janji gue itu.
Gue tinggal  di Surabaya, dan gue menjalani PSA di rumah sakit, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), dokter yang menangani PSA ini dokter spesialis konservasi gigi. Rincian biaya PSA dari awal sampe akhir adalah:
1. Pemeriksaan awal : Rp 57.000,-
2. Kunjungan 1 – 4 : @ Rp 122.000,-
3. Kunjungan 5 : Rp 475.000,- ( biaya pengukuran + uang muka cetakan crown gigi)
4. Kunjungan 6 : Rp 570.000,- (pelunasan cetakan + pemasangan crown)
5. Kunjungan extra : Rp 170.000,-
Total biaya : Rp 1.760.000,-
Wew... mahal booo...!!! Kisaran biaya ini bukan patokan yang pasti yah, biayanya beda-beda tergantung tempat berobatnya. Makanya, jangan remehkan kesehatan gigi dan mulut yah, repot kalo udah sakit mah, apalagi kalo dah kena infeksi kaya kasus gue ini. Dan jangan takut ke dokter gigi, dokter gigi tu gak serem koq, apalagi kalo dokternya cantik atau ganteng, yang serem itu alat-alatnya... huehehehehehehehehehe.... XD.
Oia, selama gue menjalani PSA, gue suka ngamatin pasien gigi lain. Kebanyakan pasien gigi ini keluhannya di gigi geraham, mungkin karena permukaan gigi geraham tu luas dan kaya cobek, dan paling banyak dipake kalo lagi makan, jadi ya gak heran kalo gigi geraham yang paling sering mengalami sakit gigi, makanya kalo orang lagi sakit gigi kan suka pegangin pipi yang emang posisinya di mana gigi geraham berada.
Oke, segitu cerita dari gue tentang PSA, mohon maaf kalo ada kesalahan nyebutin istilah seputar PSA karena gue emang bukan anak kedokteran. Semoga postingan pengalaman gue ini bermanfaat untuk kalian , khususnya buat kalian yang punya masalah dengan gigi. Seriously, don’t be afraid of the dentist, daripada terus-terusan menderita gegara sakit gigi. Kalo gak pengen ke dokter ya harus telaten menjaga kesehatan. :3

Ok, see you next post. ^_^

Selasa, 01 Maret 2016

Me Vs My Teeth Vs The Dentist (Pengalaman Perawatan Saluran Akar) Part 1

Assalamu’alaikum.. Konnichiwa..!!! ^_^
Hai, teman-teman, jagalah kesehatan, jangan lupa gosok gigi dengan komodo *digebukin massa*. Yoo.. kali ini gue ngepost curhatan lagi. Ini bukan curhatan gue tentang gue berantem apalagi kisah lope-lope ama dokter gigi, lagian dokter giginya juga emak-emak. Ini curhatan tentang sakit gigi yang gue alami dan perawatan saluran akar gigi. Dulu ada lagu dangdut yang liriknya lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.. wah, tu yang nyiptain lagunya pasti gak pernah ngerasain gimana nyut-nyutannya sakit gigi. Kalo sakit hati, lo masih bisa makan enak, palingan Cuma gak nafsu makan aja, tapi kalo sakit gigi, nafsu makan (mungkin) gede, tapi gak enak banget bin susah mau makan gegara nyut-nyutan di gigi dan kalo ngunyah rasanya tuh cekit-cekiiittt.. Gue sih gak mau dua-duanya deh..

Hayoooo... siapa yang suka males gosok gigi??? Hahahahhahaha.. jadi malu sendiri. Dulu gue termasuk orang yang suka asal-asalan dalam urusan perawatan gigi. Gosok gigi sih tiap hari 2x, tapi gak selalu tiap habis sarapan dan sebelum tidur, gosok gigi ya pas mandi aja. Nah, kebiasaan buruk ini jangan ditiru yah adek-adek kalo gak mau sakit gigi.. hehehehehe..

Gegara kebiasaan buruk gue tu yang asal-asalan merawat gigi, akhirnya gigi gue pun sakit, bahkan patah. Koq bisa? Ini semua berawal saat terjadi serangan negara api eh, bukan, ini awalnya pas gue masih kuliah di Serang. Waktu itu kalo gak salah pas menjelang akhir tahun 2012, gue lagi makan gorengan yang super krispi. Pas lagi makan gorengan itu, gue ngerasa kaya ada batu di gigi gue, pas gue ludahin, gak taunya itu gigi geraham gue!! OMG, gue kaget. Walaupun gak sampe copot semuanya, tetep aja rasanya gimana gitu liat gigi copot. Copotnya juga gak elit banget, cuma gegara makan gorengan. Waktu itu sih gak ngerasa sakit apa-apa, jadi ya gue biarin aja. Oia, gigi gue yang patah itu gigi geraham bawah sebelah kiri.

Trus, pas liburan, awal 2013 gue mudik. Pas mudik itulah gigi gue mulai demo, gigi gue kerasa sakit ngilu gimana gitu. Akhirnya gue periksa ke puskesmas deket rumah. Di puskesmas itu gigi gue cuma ditambal biasa gak pake perawatan apapun, sekalian gue juga bersihin karang gigi. Susunan gigi gue agak berantakan, jadi pas gosok gigi juga gak 100% bersih. Gue pun cuma dikasih antibiotik dan obat pereda nyeri ama dokternya. Sampe di situ sakit gigi reda, gue pikir ya udah habis perkara.

Setelah sekitar 2 tahun gak ada keluhan sakit gigi, gue pikir gigi gue udah bener-bener gak ada masalah, ternyata gue salah total! Awal 2015, gigi geraham gue mulai kerasa sakit lagi, waktu itu gue masih di Serang. Gak mau ambil pusing, gue pun langsung ke puskesmas deket kosan. Dokter gigi yang periksa gigi gue bilang kalo gue sebaiknya ke rumah sakit aja dan menjalani perawatan saluran akar (PSA) karena di puskesmas peralatan dokter gigi tu gak lengkap, cuma buat perawatan gigi umum. Dokternya pun cuma ngasih antibiotik dan obat pereda nyeri. Euh.. obat lagi dah.. sama pula obatnya kaya yang dulu, Amoxcicillin dan Parasetanmol eh Paracetamol.

Pulang dari puskesmas, gue langsung googling cari informasi tentang PSA ini. Dan... jeng jeng jeng... gue baca artikel-artikel tentang PSA + kisaran biayanya.. euh... Gue yang masih berstatus anak kos pun mundur. Mahal bo... gak cukup sekali datang pula, minimal 4x kunjungan, itupun tergantung kondisi giginya. Nah, karena gigi gue udah reda juga nyerinya, ya udah gue biarin lagi deh...

Nah, apa itu PSA? PSA atau Perawatan Saluran Akar adalah prosedur penggantian bagian gigi yang rusak atau jaringan pulpa yang terinfeksi dengan bahan yang disebut gutta percha untuk mencegah perluasan infeksi dan mempertahankan gigi agar tetap berfungsi. Perawatan Saluran Akar ini juga disebut perawatan endodontis. PSA ini ada sekitar 5 tahap kaya gambar ini

Akhir 2015, gue udah di Surabaya, gak di Serang lagi. Bulan November 2015, gigi gue demo lagi nih minta perhatian. Dan lagi-lagi gue pun cuma ke puskesmas, lagi-lagi cuma bongkar dan ganti tambalan, lagi-lagi dikasih antibiotik dan pereda nyeri, Amoxcicillin dan Asam Mefenamat. Duh, sampe bosen gue bolak-balik dokter gigi. Dokternya pun juga bilang, kalo ada keluhan lagi, gue harus ke rumah sakit aja langsung biar ditangani dokter gigi spesialis. Denger omongan dokter gigi tu, disitu gue merasa serem, tapi ya lagi-lagi gue biarin selama gak ada keluhan sakit gigi.

Puncaknya nih, awal Februari 2016, gigi gue kerasa sakit banget, nyut-nyutan bin cekat-cekot, bahkan sampe sakit kepala. Nah loh.. gegara cuekin gigi sih. Gigi gue kali ini bener-bener demo minta perhatian ekstra. Gue cerita ke emak gue, tanpa ba bi bu emak pun nyuruh gue buat langsung periksa gigi ke rumah sakit. Mau tau cerita lengkapnya? Simak setelah iklan berikut *plakk!!*

8 Februari 2016
Gue periksa gigi di RSUD terdekat dari rumah. Di awal kunjungan ini, biasalah dokter pasti nanyain keluhan pasien. Setelah gue jelasin keluhan gue, dokter giginya pun gak banyak omong langsung otak-atik gigi gue. Tambalan di gigi gue dibor, gigi gue dikorek-korek, sampe ditusuk-tusuk juga pake jarum, namanya jarum file. Setelah dikerok abis + ditusuk-tusuk, dokter giginya pun jelasin kondisi gigi gue. Dari penjelasan dokter gigi tu, ternyata gigi gue udah terkena infeksi bahkan sampe bernanah. Nah loh! Serem benerrr... apalagi gue sempet baca artikel, kalo dibiarin terus-terusan, bisa berakibat fatal buat kesehatan, ditambah lagi, cerita emak gue soal kakak dari muridnya meninggal gegara tetanus yang berawal dari sakit gigi. Oh nooooo.....!!!!
Dokter giginya juga ngasih pilihan ke gue, mau dicabut apa dipertahankan. Gue jelas pilih dipertahankan, karean kalo dicabut, gigi gue jadi ompong dan gigi lawannya pun bakal tumbuh memanjang kalo gak pake gigi palsu. Nah, kalo mau dipertahankan, gue harus menjalani yang namanya Perawatan Saluran Akar (PSA). Sebelum menjalani PSA, dokter gigi pun juga ngasih antibiotik dan pereda nyeri, Clindamycin + Asam Mefenamat. *yang clindamycin ini juga bisa jadi obat jerawat loh*. Setelah antibiotiknya habis, barulah gue mulai menjalani PSA.

18 Februari 2016
Ini kunjungan pertama buat menjalani tahap pertama PSA. Seharusnya gue datang tanggal 9 Februari, tapi karena gue lagi flu, akhirnya ketunda deh. Di tahap pertama ini, gigi gue dibersihkan dan dikorek abis biar jalan menuju sarafnya terbuka. Gigi gue lagi-lagi ditusuk jarum file untuk dibersihkan sampe ke akarnya. Dokter giginya juga pake alat sensor gitu, gue gak tau alat apa, mungkin buat mendeteksi letak saraf dan posisi jarumnya. Selama proses tahap awal gue gak ngerasa ngilu apapun selain capek mangap. Iya, kalo ke dokter gigi, kudu siap capek mangap deh.. sumpah capek mangap gue sampe mulut tuh bener-bener kering. Beres tahap pertama ini, dokter gigi jelasin ke gue kalo saraf gigi gue ada 4, tapi baru 2 yang dibersihin. Selama menunggu tahap kedua, gigi gue mesti disumpel kapas dan diganti rutin tiap selesai makan, biar tetep bersih dan gak kemasukan makanan. Di sini gue gak minum obat apapun dari dokter gigi. Ayey!

22 Februari 2016
Tahap kedua PSA. Di kunjungan yang kedua ini, antrian di rumah sakit lamaaaaaaa banget, sampe ngantuk gue, bahkan babeh gue yang anterin gue pun sampe tidur di kursi ruang tunggu. Oke, yang ini abaikan. Di tahap ini, gigi gue lanjut dibersihkan. Gigi gue disuntik obat gak tau obat apa. Gigi gue juga lagi-lagi ditusuk jarum file. Di tahap ini gue ngerasa ngilu banget waktu gigi gue ditusuk jarum file, mungkin yang disuntikin itu bukan obat bius, cuma peredam rasa nyeri aja. Kayanya sih dokter giginya sengaja gak ngasih obat bius biar tau letak saraf yang kerasa sakit itu di mana. Setelah di tusuk-tusuk, gigi gue diolesin obat kaya salep gitu, rasanya perih pedes gimana gitu pas kena lidah, pokoknya gak enak banget deh. Di tahap ini gigi gue ditambal sementara biar ka kemasukan makanan, tambalan ini juga kerasa banget obatnya kalo kena lidah, asli gak enak banget dan bikin gak nyaman di mulut. Jadi di tahap ini selain capek mangap, gue juga ngerasa ngilu nyut-nyutan, plus pedes gak nyaman di mulut.
***
Oke, segitu dulu cerita gue soal pengalaman menjalani PSA. Cerita ini bakal gue update setelah beres semua proses PSA karena gue menjalani PSA ini baru sampe tahap 3, tapi yang tahap 3 dan seterusnya bakal gue update nanti. Kalian jangan males ngerawat gigi kaya gue yah, rutinlah merawat gigi dan kontrol ke dokter gigi. Dokter gigi tu gak serem koq, yang serem tu alat-alatnya.. huehehehehehehehe..
Oia, ada cerita tambahan neh.. Selama gue berobat gigi di rumah sakit ini, suasana di poli gigi ini penuh gosip. Gimana gak penuh gosip, dokter dan perawatnya semuanya cewek, emak-emak. Mulai dari gosipan ala dokter yang gosipin pasien, dokter lain, mahasiswa kedokteran yang lagi observasi ataupun magang sampe gosipan ala emak-emak soal rumah, anak, suami, dan juga soal belanja online dan offline. Berhubung gue cuma pasien yang lagi diotak-atik giginya, gue cuma nguping aja obrolan emak-emak dokter itu.. hahahahahahahaha... Heuh.. di mana wanita bekerja, di situlah gosip tumbuh subur.. XD


Oke, sampe di sini dulu curhatan gue soal sakit gigi. Siapa tau cerita ini bermanfaat buat kalian yang sakit gigi.. hehehehe.. di post selanjutnya bakal gue lengkapin ceritanya sekligus gue kasih kisaran biaya PSA.
See you on next post ^_^