Assalamu’alaikum...
Konnichiwa! ^_^
Wah... Lama gak
ngeblog, akhirnya bisa ngeblog lagi *sok sibuk mode on*. Kali ini gue mau
ngepost review drama lagi nih. Drama yang mau gue bahas adalah Seirei no
Moribito. Yok lah langsung bahas aja.
Drama Seirei no
Moribito ini diadaptasi dari novel karya Nahoko Uehashi yang berjudul sama.
Berdasarkan credits yang ada di dramanya, novel Moribito ini gak tau deh ada
berapa seri, yang gue tau cuma Seirei no Moribito, Kami no Moribito, dan Airo
no Tabibito. Gue punya novel pertamanya yaitu Seirei no Moribito. Drama ini ada
tiga season, season pertama dari novel pertama, dan season kedua dari novel
kedua dan ketiga, kalo season tiga belom tayang, tayangnya entar bulan November
2017 berdasarkan preview di episode terakhir season 2. Oia, sebelum diadaptasi
jadi drama live action, Seirei no Moribito ini diadaptasi jadi anime dan manga,
tapi gue gak nonton anime maupun baca manganya.
Drama ini bercerita
tentang seorang pendekar cewek bernama Balsa. Kalo kalian ngebayangin Balsa
sebagai pendekar cantik nan seksi, kalian salah besar. Balsa ini digambarkan
sebagai pendekar yang bersenjatakan tombak dan tomboy abis. Kalo berdasarkan
cerita novel dan dramanya, Balsa ini bekerja sebagai pengawal pribadi secara
serabutan, jadi ada yang bayar dia sebagai pengawal, ya dia terima, habis kontrak ya udah beres.
Di season pertama, dia
diceritakan secara gak sengaja udah nyelametin seorang pangeran kecil yang imut
bin unyu dari Kerajaan New Yogo bernama Chagum. Karena udah nyelamatin sang
pangeran kecil nan unyu *ehem*, ibunda sang pangeran yaitu istri kedua dari
Mikado, Raja New Yogo, meminta Balsa untuk jadi pengawal Chagum. Usut punya
usut, ternyata sang Mikado berusaha membunuh anaknya sendiri yaitu Chagum
karena di dalam diri Chagum ada sebuah kekuatan aneh. Di dalam tubuh Chagum
terdapat telur Nyunga Ro Im atau roh air, yaitu dewa bangsa Yakoo yang
dipercaya dapat memberi kesuburan. Permaisuri kedua meminta Balsa untuk pergi
jauh dari istana demi menyelamatkan anaknya biar gak dibunuh ama babehnya
*sungguh emak yang baik dan babeh yang kejam*plak!*. Balsa pun menerima
permintaan Permaisuri kedua, dan mulailah perjalan Balsa bersama Chagum. Dalam
perjalanannya, Balsa dan Chagum ditemani oleh Tanda, seorang tabib yang juga
merupakan teman Balsa dari kecil. Di season pertama ini cuma ada empat episode.
Sedangkan di season
kedua, Balsa di ceritakan sebagai buronan karena berusaha membunuh Raja Kambal
yeng bernama Rogsam dan dia berkelana di Kerajaan Rota. Di season ini Balsa
kembali jadi pengawal seorang anak bernama Asla yang memiliki kekuatan yang
sama dengan Chagum tapi beda elemen. Kalo Chagum berelemen air, sedangkan Asla
berelemen api. Asla adalah anak dari suku Talu di Kerajaan Rota di mana suku
Talu merupakan kasta terendah di kerajaan ini. Kalo di dramanya sih, Balsa jadi
pengawal Asla secara sukarela karena Balsa dan Tanda menyadari ada yang aneh
dengan Asla. Balsa pertama kali bertemu Asla saat dia gak sengaja lihat Asla
dan kakaknya mau dijual, saat Balsa berusaha melihat apa yang terjadi, Asla
lagi marah sehingga dia menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang yang mau
menjualnya, dan Balsa yang lagi ada di luar juga ikut kena dampaknya.
Di season kedua ini
juga masih menceritakan Chagum. Chagum yang imut bin unyu ini udah resmi jadi
putra mahkota Kerajaan New Yogo dan tumbuh jadi cowok ganteng pemikat para
gadis *ehem*. Di season ini Chagum digambarkan udah jadi pangeran yang setrong
tapi tak se-setrong Balsa dalam hal bertarung, udah bukan anak mamih yang manja
lagi walaupun kadang kelihatan masih kekanakan. Di season dua ini juga
konfliknya jauh lebih berat dari konflik di season pertama karena menceritakan
perang antar kerajaan. Season dua ini ada 9 episode.
Well, menurut gue,
drama ini keren banget. Settingnya keren, yah walaupun ada beberapa bagian yang
kelihatan banget CGI-nya, tapi gue suka gambar pemandangan settingnya, indah
banget. Untuk musik latarnya juga keren apalagi musik openingnya, keren banget,
musik orkestra dengan sentuhan etnik yang indah. Adegan pertarungannya juga
keren banget. Akting para pemainnya juga bagus menurut gue. Tokoh Balsa ini
diperankan oleh Haruka Ayase. Haruka Ayase di drama ini keren banget, sifat
tomboynya dapet banget. Jangan harap lihat Haruka Ayase jadi cantik mulus nan
seksi di sini, tapi asli menurut gue dia keren banget walaupun digambarkan
sebagai pendekar cewek berpenampilan lusuh gitu deh, yah namanya juga pendekar
pengembara. Tatsuya Fujiwara yang memerankan tokoh Mikado juga dapet banget
image-nya sebagai raja yang songong bin kejam. Di drama ini yang digambarkan
berpenampilan ganteng/cantik bin mulus, bersih dan rapi tu cuma anggota
kerajaan dan bangsawan.Oia, untuk daftar lengkap karakternya, silakan lihat di AsianWiki.
Oia, karena drama ini
merupakan adaptasi novel dan gue punya novel yang pertama, pastinya ada
perbedaan antara novel dengan dramanya, jadi gak 100% sama dengan novelnya. Di
awal cerita aja udah kelihatan bedanya, kalo di novelnya, setelah nyelametin
Chagum, Balsa nginep di sebuah penginapan dan kemudian diundang ke istana oleh
Permaisuri kedua, sedangkan di dramanya, Balsa malah hampir dieksekusi mati karena
difitnah mau bunuh Pangeran Chagum sebelum akhirnya diundang ke istana dan
dibayar oleh Permaisuri kedua untuk menjadi pengawal anaknya. Selain itu, di
novel disebutkan kalo tempat untuk membaca posisi bintang tu sebuah tempat
sunyi dan terpencil dan dikelilingi oleh pasir putih, sedangkan di dramanya,
tempat untuk membaca bintang tu ada di puncak sebuah menara yang tinggi banget
khusus untuk membaca posisi bintang dengan sebuah bak besar ditengah berisi air
sebagai yang berfungsi sebagai cermin. Karakter tokoh-tokohnya juga aga berbeda
dari novelnya. Salah satunya adalah Permaisuri kedua, di novel diceritakan kalo
dia ini lumayan pintar, sedangkan di dramanya, dia digambarkan karakter yang
sedikit licik gimana gitu, tapi itu demi melindungi nyawa anaknya. Si Pengeran
Chagum di dramanya dibuat jadi lebih manja gimana gitu daripada di novelnya,
tapi gue suka. Hahahahaha... abis si Chagum unyu banget sih.. XD
Well, gue cuma bisa
menjabarkan sedikit perbedaan antara novel dan dramanya ini, cuma yang season
pertama karena emang gue cuma punya novel yang pertama. Walaupun begitu, cerita
baik di novel maupun di dramanya tetep seru dan asik buat pantengin. Selain
itu, season kedua juga seru banget ceritanya, malah kalo menurut gue, makin
bikin penasaran terutama pas episode terakhir, karena di situ ditayangin
preview buat season ketiga. Gue nungguin benget nih season ketiga yang kalo
berdasarkan preview-nya sih tu chapter terakhir. Drama ini recommended banget
buat kalian yang suka dengan drama bergenre taiga fantasy, yaitu drama fantasi
yang bersetting kerajaan.
Udah deh segitu aja
review drama Sirei no Moribito. See you next post! ^_^