Kau menuai apa yang kau tanam.
Ini terjadi
saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat aku kelas lima, seorang anak
perempuan bernama Yasuko pindah ke sekolahku. Dia berambut bob pendek yanh
tampak hampis seperti mangkuk, dan tanpa menghiraukan apa yang terjadi dia
selalu mengenakan celana senamnya. Daripada memikirkan bahwa dia aneh, aku tak
terlalu memperhatikannya. Sekitar trimester ketiga, semua orang mendapati bahwa
dia dan Kazuo, seorang anak dikelas yang dibully, sedang bertukar surat cinta.
Berita tersebar sangat cepat, dan sebelum mereka tahu, setiap orang menyebarkan
rumor tentang mereka.
Suatu hari
mereka saling melirik selama jam makan siang, aku menetap sambil membuat sketsa
gambar. Mataku begitu saja terpaku pada mereka.
“Kau mau cari masalah? Aku akan meludahimu
jika kau tak melihat ke tempat lain!” Yasuko berteriak padaku. Saat itu, aku
adalah pemimpin dari beberapa anak nakal di sekolah, jadi aku tak bisa menerima
sikap seperti itu.
“Maju dan
cobalah, hahahah!”
Dia bangkit
dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. Mulutnya bergerak yang menunjukkan
bahwa dia sedang mengumpulkan ludah di mulutnya, dan saat dia tinggal seinci
dari wajahku, dia meludah. Seluruh kelas terdiam melihat. Aku tak menyangka dia
akan melakukannya, sehingga aku terduduk kaget beberapa saat sebelum kembali
sadar.
“Aku akan menangkapmu!” aku mulai berdiri,
tapi Yasuko kembali meludah!
Aku tidak
terima hal semacam ini dengan enteng, dan itu mungkin hal yang paling membuatku
marah. Walaupun dia perempuan, aku memukulnya sampai aku melihat darah. Tetesan
darah merah mulai mengalir dari hidungnya, tapi aku tak berhenti memukuli dan
menendanginya sampai seorang guru datang dan memanggilku keluar ruangan. Yasuko
menangis, dan di dalam aku menertawakannya. Aku tidak berpikir aku keterlaluan.
Dia pantas menerimanya.
Sejak hari
itu, dia menjadi target pembullyanku. Aku pikir aku paling berkuasa, tapi dia
tak melepaskanku dengan mudahnya. Dia duduk tepat di belakangku di kelas, dan
sepanjang hari dia mencabik-cabik penghapusnya dan menjentikkannya padaku. Ini
terus berlanjut sampai kami di kelas
enam. Sungguh menyebalkan, aku kembali satu kelas dengannya.
Aku kira
jika dia menggangguku lagi kali ini, tapi tak seburuk sebelumnya. Itu membuatku
lebih mudah. Walaupun dia hanya seorang perempuan, aku berusaha mati-matian.
Dua orang temanku turut membantuku merencanakan untuk melukainya. Kami biasa
bersembunyi di depan rumahnya dan menunggunya keluar. Saat dia keluar, kami
menyerangnya. Lewat waktu dia berhenti melawan, dan hanya kami bertiga yang
membullynya.
Saat kami
memasuki sekolah menengah, entah bagaimana Yasuko berubah. Dia mulai menjadi
lebih baik di kelas, dan kepribadiannya menjadi lebih periang. Aku pikir itu,
hanya sebagaimana waktu sekolah dasar, aku akan menjadi pemimpin kelas sehingga
kami bisa
Tetapi kedua
teman yang membantuku melawan Yasuko mulai serius dengan pendidikan mereka, dan
kami berhenti bermain-main. Akhirnya kehidupan sosialku pun berakhir. Yasuko
mulai menyebarkan rumor tentangku, dan aku dibully oleh teman sekelas dan kakak
kelasku. Aku tak tahu berapa kali orang-orang mendorong kepalaku ke toilet.
Pakaianku dicuri, dan orang-orang mulai berpikir bahwa aku termasuk orang
mesum. Akhirnya aku mencapai titik di mana aku tak tahan lagi, dan akupun
berhenti datang ke sekolah.
Ada pusat
konseling yang aku tuju, dan suatu hari saat aku pulang dari tempat itu aku menghampiri
Yasuko. Sebuah senyum lebar tersungging di wajahnya saat dia melihatku, dan
saat dia lewat dia mengatakan sesuatu yang tak akan pernah kulupakan.
“Kau menuai
apa yang kau tanam.”
***
Source: Okaruto.tumblr
Translated by: Kuro-chan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar